HEMATOLOGI
HEMATOLOGI
Definisi Hematologi
Hematologi berasal dari bahasa Romawi yaitu hemat yang berarti darah dan logi yang berarti belajar atau mempelajari. Hematology adalah ilmu yang mempelajari aspek anatomi , fisiologi, dan patologi darah. Komponen darah terdiri plasma dan unsur-unsur pembentuk darah yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit (Nurcholis et al., 2013).
Darah
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sm-sum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ yang lain karena berbentuk cairan. Daam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan funsinya, sebagai pembawa oksigen (ooxigen carier), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostasis (Handayani, 2008).
Darah adalah cairan tubuh yang mengalir dalam pembuluh darah dan beredar ke seluruh tubuh. Darah dapat dikatakan sebagai jaringan penyambung terspesialisasi yang dibentuk dari sel-sel bebas dan suatu matriks yang cair (plasma) dan masuk ke dalam aliran darah sebagai sel-sel yang sepenuhnya telah terbentuk. Darah mempunyai beberapa komposisi, terdiri atas sel-sel dan cairan yang mengisi sirkulasi tertutup yang mengalir dalam gerak teratur tanpa arah, didorong terutama oleh kontraksi ritmis jantung. Darah dibentuk dari 2 bagian, yaitu: bentuk elemen atau sel-sel darah dan plasma yang merupakan fase cair yang pertama tersuspensi (Yuwono,2001).
Darah merupakan jaringan yang terdiri dari dua komponen intraseluler yang berbentuk cair dan berjumlah sekitar 55% dari volume darah, sedangkan sel darah merupakan komponen padat yang terdapat di dlam plasma darah yang terdiri dari sel eritrosit (sel darah merah), leukosit ( sel darah putih), dan trombosit (bekuan darah) dengan jumlah 45% dari volume darah (Sloane, 2003).
1. Plasma Darah
Plasma darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstra seluler, dengan volumenya kira-kira 5% dari berat badan. Susunan plasma terdiri dari 91,0& air, 8,0% protein (albumin, globulin, protombin dan fibrinogen), mineral 0,9% (kalsium, fosfor, magnesium, besi dan lainnya) dan 0,1 % diisi oleh sejumlah bahan organik seperti glukosa, lemak, urea, asam urat, kolesterol dan asam amino. Plasma darah juga berisi hormone-hormon, enzim dan antibody (Pearce, 2006).
Menurut Irianto (2013), Protein dalam plasma terdiri atas:
a. Antihemofilik berguna untuk mencegah anemia
b. Tromboplastin beruna dalam proses pembekuan darah
c. Protombin mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah
d. Fibrinogen mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah
e. Albumin berguna dalam pemeliharaan tekanan osmosis darah
f. Gammaglobulin berguna dalam senyawa antibody yaitu mengangkut metabolisme dari jaringan ke alat-alat pengeluaran, mengangkut energy panas dari tempat aktif ketempat yang tidak aktif untuk menjaga suhu tubuh, mengedarkan air, hormone dan enxim ke seluruh tubuh, melawan infeksi dengan antibody dan leukosit.
Korpuskili (Sel Darah)
Korpuskili (sel darah) adalah butiran-butiran darah yang didalamnya terdiri atas:
a. Sel darah merah atau eritrosit (99%)
b. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
c. Keping – keeping darah atau trombosit (0,6-1,0%)
· Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah adalah sel yang memiliki fungsi khusus mengangkut oksigen ke jaringan – jaringan tubuh dan membantu pembuangan karbon dioksida dan proton yang dihasilkan oleh metabolism di jaringan tubuh. Masa hidup eritrosit ialah 120 hari sejak dibentuk di jaringan hematopoietic. (Kiswari, 2014).
Pembentukannya diatur oleh eritropoietin yaitu suatu hormone yang di sintesis di ginjal kemudian keluar je aliran darah menuju sumsum tulang sebagai respon terhadap adanya hypoxia jaringan. Dalam sus sum tulang selanjutnya terjadi mobilisasai sel stem multipoten. Dalam perkembangannya sel stem multipoten ini akan membentuk progenitor myeloid yang kemudian akan menghasilkan calon sel darah merah dan trombosit serta granulosit dan monosit. Semua proses ini berlangsung di sum sum tulang sebelum akhirnya dilepas ke sirkulasi darah periifer dalam bentuk sel dewasa yang telah masak.
Eritrosit tidak memiliki inti sel tetapi mengandung beberapa organel dalam sitoplasmanya. Sebagian besar sitoplasama eritrosit berisi hemoglobin yang mengandung zat besi (Fe) sehingga dapat menbgikat oksigen.
Fungsi utama eritrosit adalah melindungi hemohlobin yag terkandung di dalamnya , hemoglobin inilah yang berfugsi sebagai alat transportasi mengangkuy oksigen ke seluruh jaringan ddan sel tubuh denga tujuan mebnatu proses metabolisme.
Ø Nilai Normal Eritrosit
Diklasifikasikan menurut umur dan jeis kelamin. Dewasa laki-laki berkisar 4,5 juta – 5,5 juta sel/mm3, dewasa perempuan berkisar antara 3,8 juta – 4,8 juta sel/ mm3, anak – anak berumur 1 tahun berkisar antara 3,9 juta – 5,1 juta sel/mm3, anak- anak berumur 2-12 tahun berkisar antaar 4,0 juta – 5,2 juta sel/mm3 dan bayi baru lahur berkisar 5,0 juta – 7,0 juta sel/mm3.
Ø Kelainan Eritrosit
1. Kelainan Jumlah
Kelainan jumlah eritrosit berkaitan dengan kelainan hematologi anemia dan polistemia. Dimana penentuan dari kelainan ini ditunjang oleh kadar hemoglobin dan nilai hematocrit. Apabila terjadi penurunan dibawah normal kadar hemoglobin, hitung eritrosit dan hematocrit maka keadaan ini disebut dengan anemia. Sebaliknya jika terjadi peningkatan kadar hemoglobin diatas normal, hitng eritrosit dan entoksit maka keadaan ini disebut dengan polisetemia.
2. Kelainan morfologi
Kelainan ini terdiri dari variasi ukuran, distibusi hemoglobin, variasi bentuk, badan inklusi dan distribusi eritrosit. Kelainan ini dapat dilihat melalui pemeriksaan eritrosit pada sediaan apusan darah tepi yang diwarnai dengan pewarnaan wright giemsa. Macam-macam kelainan morfologi ini meliputi:
a. Kelainan ukuran eritrosit
Kelainan ukuran eritrosit meliputi makrositik dan mikrositik. Makrositik adalah kelainan ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normalnya (>8 mikron), sedangkan miktositik adalah kelainan ukuran eritrosit yang lebih kecil darii ukuran normalnya.
b. Kelainan bentuk eritrosit
· Leukosit
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Rata-rata jumlah leukosit dalam darah manusia normal adalah 50009000/mm3, bila jumlahnya lebih dari 10.000/mm3, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000/mm3 disebut leukopenia (Effendi, 2003).
Leukosit terdiri dari dua golongan utama, yaitu agranular dan granular. Leukosit agranular mempunyai sitoplasma yang tampak homogen, dan intinya berbentuk bulat atau berbentuk ginjal. Leukosit granular mengandung granula spesifik (yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair) dalam sitoplasmanya dan mempunyai inti yang memperlihatkan banyak variasi dalam bentuknya. Terdapat 2 jenis leukosit agranular yaitu; limfosit yang terdiri dari sel-sel kecil dengan sitoplasma sedikit, dan monosit yang terdiri dari sel-sel yang agak besar dan mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat 3 jenis leukosit granular yaitu neutrofil, basofil, dan asidofil (eosinofil). (Effendi, 2003).
Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses diapedesis leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung. (Effendi, 2003).
Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 5000-9000/mm3, waktu lahir 15000-25000/mm3 , dan menjelang hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai jumlah normal. (Effendi, 2003)
Menurut Kiswari (2014), Berdasarkan ukuranya limfosit dibedakan menjadi beberapa jenis:
a. Resting lymphocyte : biasanya berukuran kecil (7-10 μm), inti selnya berbentuk
bulat atau oval.
b. Reactive (“activical”) lymphocyte : berukuran paling besar bila terjadi infeksi
misalnya mono nukleosis.
c. Large granula lymphocyte : berukuran sedang mengandung granula kasar
azurofilik, berperan sebagai sel natural killer (NK) imunologi
Ø Kelainan Morfologi Leukosit
Menurut Adianto (2013),Kelainan morfologi leukosit ada 2 macam, diantaranya:
a. Kelainan sitoplasma
1. Granulasi toksik (infeksi akut, luka bakar dan intoksikasi)
2. Granulasi polimorfonuklear (leukemia dan sindrom mielodisplasia)
3. Badan dohle (keracunan, luka bakar dan infeksi berat)
4. Batang aurer (leukemia myeloid akut)
5. Limpositik plasma biru (infeksi virus dan mononucleosis infeksiosa)
b. Kelainan inti sel
1. Hipersegmentasi (anemia megaloblastik, infeksi, uremia dan GGK)
2. Intipiknotik (sepsis dan leukemia)
3. Anomaly pelgerhuet (leukemia kronik mielodisplastik)
· Trombosit
Trombosit adalah elemen terkecil dalam pembuluh darah. Trombosit diaktifkan setelah kontak dengan permukaan dinding endotelia. Trombosit terbentuk dalam sumsum tulang. Masa hidup trombosit sekitar 7,5 hari. Sebesar 2/3 dari seluruh trombosit terdapat disirkulasi dan 1/3 nya terdapat di limfa. Produksi trombosit mengikuti pembentukan mikrovesikulus dalam sitoplasma sel yang bersatu (koalesensi) membentuk membrane batas pemisah (demarkasi) trombosit. Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar 250 x 109/L (batas 150-400 x 109/L) (Tarwoto, 2008).
Penyebab Kelaina Darah
- - Keturunan
- - Penyakit tertentu
- - Infeksi
- - Kekurangan gizi
Faktor – Faktor Resiko
Ada beberapa alsaan yang membuat beresiko lebih tinggi mengalami gangguan darah diantaranya:
- Kegemukan (obesitas)
- Merokok
- Kurangnya aktivitas
- Terkena infeksi virus
- Lanjut usia
- Pola makan yang tidak sehat misalnya tinggi lemak, garam dan gula
- Mengalami gangguan pencernaan kronis yang mempengaruhi kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi
Tanda – Tanda dan Gejala
Tanda dna gejala penyakit kelainan darah mungkin dapat berbeda setiap individu tergantung dari penyebabnya. Namun, ada beberapa gejala yang khas yang bisa muncul ketika seseorang mengalami gangguan darah, diantaranya:
- Lemah, lesu dan tidak bertenaga
- Pusing bahkan sakit kepala
- Kemerahan pada wajah
- Demam
- Kulit pucat
- Luka yang lambat sembuh
- Kulit mudah memar
- Muncul bintik bintik merah (petekie)
- Perdarahan tak terekndali setelah terluka
PERMASALAHAN (Mari Berdiskusi)
1. Bagaimana peran dari tes hematologi dalam mendiagnosis penyakit ?
2. Mengapa rokok dapat mempengaruhi gangguan pada hematologi atau darah dan bagaimana pengaruhnya?
3. Bagaimana peran hematolog dalam menangani gangguan darah?
4. Bagaimana cara menangani atau mengobati penyakit anemia?
DAFTAR PUSTAKA
Efeendi, Z. 2003. Peranan Leukosit Sebagai Anti Inflamasi Alergik Dalam Tubuh, USU, Sumatera Utara.
Handayani, L., Irianti, N., & Yuwono, E., 2013. Pengaruh Pemberian Minyak Ikan Lemuru terhadap Kadar Eritrosit dan Trombosit pada Ayam Kampung. Jurnal Ilmiah Peternakan, 1(1), pp: 39-46.
Irianto, K. 2013. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis, Cetakan Pertama, Alfabeta, Bandung.
Kiswari, R. 2014. Hematologi dan Tranfusi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Nurcholis, A., Aziz, M., & Muftuch., 2013. Ekstrasi Fitur Roudness untuk Menghitung Jumlah Eritrosit dalam Citra Sel Darah Ikan. Jurnal EECIS. 7(1): 10-17.
Pearce, E. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula, EGC, Jakarta.
Yuwono, E., 2001. Buku Ajar Fisiologi Hewan I. Purwokerto: Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman.
Hai Ririn, saya akan mencoba menjawab nomor 1.
ReplyDeleteAdapun perannya yaitu untuk memantau penanganan penyakit yg mempengaruhi sel darah dan untuk mendiagnosis penyebab gangguan kesehatan terutama jika pengidap mengalami gejala tertentu seperti demam, kelelahan pendarahan, lemas, dll.
Semoga membantu .
Terimakasih atas materinya , saya akan mencoba menjawab no 2 , rokok itu sangat berbahaya terhadap tubuh manusia. Rokok mengandung berbagai bahan kimia beracun yg berdampak buruk bagi kesehatan diantaranya tar, timah hitam, nikotin, karbon monoksida. Dan kandungan zat berbahaya rokok tersebut dapat mempengaruhi trombosit.
ReplyDeletenurul mencoba menjawab no. 4 cara menangani dan mengobati penyakit anemia:
ReplyDelete-cara non farmakologisnya, banyakin minum penaik darah seperti makan-makanan yang tinggi akan zat besi, seperti sayuran daun ubi, daging dll
-cara farmakologisnya, obatnya:
obat -obat yang tingg akan zat besi, gunanya untuk membentuk cincin porfirin menurut buku farmakologi, contohnya vit B12, kortikosteroid dll
hai ririn saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2, karena saat merokok segala zat beracun yang ada dalam rokok akan mengalir dalam darah dan juga menyebabkan terkontaminasinya zat-zat penting dalam darah . dan juga akan terjadi penggumpalan dalam pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi tidak lancar dan tersumbat. semoga membantu
ReplyDeleteHaiii ririn :)
ReplyDeleteSaya akan mencoba menjawab pertanyaan no.3, Hematolog berperan untuk mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit yg berhubungan dengan kelainan darah agar tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.. semoga membantu :)